Tentang

MERAJUT PRESTASI MENUJU FMIPA be EXCELLENT

Ditulis untuk menginspirasi energi perjuangan menuju FMIPA yang lebih maju setelah usia emasnya 1963-2013.

Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT, semoga rahmat dan hidayahNya senantiasa mengiringi aktivitas Kita semua. Izinkan Saya menyampaikan ucapan “Selama Hari Ulang Tahun UNG ke-50, tahun emas bagi kita semua” semoga UNG makin lebih baik kedepan. Amiin

Setelah 50 tahun, tepatnya periode 1963 s.d 2013 Kampus ini terus berbenah baik dari segi keilmuan maupun fisiknya. Tentunya ini merupakan karya kolektif kita semua. Hanya saja tuntutan masyarakat kedepan kian dinamis, berkembang seirama dengan kehidupan global. Di saat itulah kehadiran Kampus makin dibutuhkan. Dambaan kehadiran Guru Profesional dalam rumpun MIPA, Petaka lingkugan, Iklim ekstrim, permintaan Dunia Usaha dan Industri adalah tantangan untuk menghadirkan FMIPA menjadi lebih baik, melayani melebihi kebutuhan stakeholders kita. Hal ini membutuhkan kera keras, komitmen, dan ikhitiar bersama. Semoga kehadiran buku ini dapat memacu kerja kita, sekecil apapun pekerjaan itu kalau ditekuni dengan baik insya Allah memberikan hasil yang maksimal.

Mari kita mengapresiasi prakarsa dan kerja tim penyusun buku ini, sebab kerja merekalah yang dapat menghantarkan kita berkelana dalam masa-masa dimana suka-duka FMIPA terlahir dan kemudian melahirkan Fakultas Lain. Kepada para Narasumber, informan kunci, saya menyampikan terima kasih atas ketulusan dan keikhlasan memberikan data yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan buku ini.

Marilah kita bertekad untuk lebih memajukan FMIPA kedepan untuk kemajuan bersama dalam kampus peradaban, Universitas Negeri Gorontalo.

Dirgahayu UNG - FMIPA ke-50.

Dekan,

Prof. Dr. Hj. Evi Hulukati, M.Pd

NIP. 19600530 198603 2 001

 

Prolog

Jurusan Ilmu Hayat dan jurusan Ilmu Pasti Cabang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsulutteng Gorontalo yang berdiri sejak tanggal 1 September 1963 kini menjadi Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo memasuki era emas dalam usia 50 tahun pada 1 September 2013. Dalam usia 50 tahun ini Fakultas MIPA mengalami berbagai perubahan dan tantangan yang terus diperjuangkan oleh para perintis dan tokoh pejuang sehingga tetap dapat dipertahankan. Perubahan dan tantangan tersebut menjadi bagian dari dinamika perjuangan Fakultas MIPA hingga ke depan.

Perjuangan guna mempertahankan eksistensi Fakultas MIPA telah melewati pasang-surutnya kemajuan kelembagaan dan organisasi, sejak jurusan Ilmu Pasti dan jurusan Ilmu Hayat tahun 1963. Sejarah perjalanan fakultas ini patut dipahami oleh generasi penerus, mereka belum tentu mengenal ide dan latar belakang pendiriannya. Karena itu perlu mereka ketahui peristiwa yang terjadi sepanjang sejarahnya serta bagaimana peran dan motivasi para pelaku di balik berdirinya Fakultas MIPA sejak 1963. Terungkap dalam kalimat orang bijak, bahwa kita perlu belajar dari sejarah agar kita senantiasa arif dan bijaksana sebelum sesuatu terjadi. Belajar tentang masa lampau adalah memahami masa kini guna mencanangkan perjuangan dan harapan-harapan yang prospektif ke masa depan.

Menghayati realitas di atas maka dipandang perlu menyusun sejarah berdirinya Fakultas MIPA sebagai bagian dari perjuangan Universitas Negeri Gorontalo dari tahun 1963 hingga 2013. Penulisan sejarah ini mengangkat ide-ide dan gagasan para pendiri, perkembangan dan perubahan nama, status dan struktur kelembagaan, perkembangan keilmuan MIPA dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyakat, pengembangan jurusan-jurusan, keberhasilan tokoh dalam kepemimpinannya, serta prestasi yang diraih dosen, penunjang akademik dan mahasiswa dalam berbagai level. Hal penting lain yang diuraikan dalam sejarah ini adalah jati diri MIPA di tahun emas 2013.

Dalam penulisan sejarah ini ditempuh langkah-langkah yang dapat dipertanggung jawabkan secara metodologis, mulai dari pengumpulan data hingga penulisan konsep akhir. Pengumpulan data diawali dengan identifikasi sumber-sumber data baik dokumen tertulis kemudian dilakukan wawancara. Dokumen tertulis antara lain terdiri atas buku Sejarah 40 tahun IKIP Negeri Gorontalo tahun 2003, serta dokumen surat-surat keputusan tentang pejabat dan perubahan nama dan status lembaga. Hasil wawancara diperoleh dari para nara sumber sebagai infoman utama dan pelengkap baik sebagai pelaku sejarah maupun menjadi saksi sejarah.

Data di atas kemudian diseleksi, dikritisi dan dihubungkan satu sama lain agar secara logic dan authentik dapat dipercaya, tidak rancu, dan memiliki nilai historis. Tahap selanjutnya menganalisis data atau fakta sejarah, menginterpretasi data termasuk upaya menjelaskan fakta dan menarik kesimpulan. Kemudian dilakukan tahap penulisan hasil interpretasi dalam bentuk konsep awal. Kemudian konsep awal ini diajukan dalam diskusi focus dengan para nara sumber dan unsur pimpinan FMIPA guna memperoleh koreksi dan masukan pada substansi materi sejarah. Selanjutnya naskah buku ini disempurnakan kembali berdasarkan masukan dari diskusi focus, dan diajukan dalam rapat Senat FMPA guna beroleh pensahan senat FMIPA. Tahap akhir adalah editorial naskah dan pencetakan buku.

Lahir dan Melahirkan

Jurusan Eksakta; bersama Junior College 1963

Perjalanan mencapai cita-cita masyarakat Gorontalo untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan tinggi di daerah Gorontalo bukanlah hal yang muncul seketika, tetapi melalui proses yang cukup panjang, dihadapkan dengan berbagai rintangan yang diwarnai suka dan duka. Pendirian lembaga pendidikan tinggi ini dimatangkan dengan berbagai persiapan serta didorong oleh kondisi yang dialami oleh masyarakat di Gorontalo, yang lambat laun mewujudkan suatu kenyataan.

Di Provinsi Sulawesi Utara (saat itu Gorontalo masih termasuk provinsi Sulawesi Utara) telah berdiri Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Negeri di Tondano (tahun 1955), dan Universitas Sulawesi Utara-Tengah (resmi menjadi negeri pada tahun 1961). Universitas Sulawesi Utara-Tengah memiliki lima fakultas, satu diantaranya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Perkembangan daerah Gorontalo dan kedua perguruan tinggi di Provinsi Sulawesi Utara ini telah memberi dampak pada kematangan ide membangun perguruan tinggi di Gorontalo.

Ide dan gagasan di atas terbuka lebar ketika terbit Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1961 Tentang Perguruan Tinggi di Indonesia. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa perguruan tinggi di Indonesia mengemban tiga tugas dan fungsi yaitu “tridharma perguruan tinggi” meliputi penyelenggaraan (1) pendidikan dan pengajaran, (2) penelitian, dan (3) pengabdian kepada masyarakat. Kemudian Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) mengeluarkan Instruksi nomor 8 Tahun 1962 tentang pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat. Instruksi Menteri PTIP ini yang menjadi landasan yuridis formal bagi pimpinan Universitas Sulawesi Utara-Tengah untuk membuka sebuah “junior college” di kota Gorontalo.

Pada bulan Maret 1963 pejabat Rektor Universitas Sulawesi Utara-Tengah di Manado mengirim surat kepada Walikota Kotapradja Gorontalo, ketika itu dijabat oleh Bapak Taki Niode. Pada prinsipnya isi surat tersebut berkenaan dengan peluang bagi pemerintah daerah untuk membuka sebuah Junior College di Gorontalo. Pemerintah Kotapradja Gorontalo dan Daerah Tingkat II Kabupaten Gorontalo segera menanggapi surat pejabat Rektor dengan menyatakan kesediaan dan menyabut baik pembukaan junior college di Gorontalo.

Pemerintah dan masyarakat Gorontalo memaanfaatkan peluang ini sebagai cikal-bakal berdirinya perguruan tinggi di Gorontalo. Untuk itu pemerintah kedua daerah telah menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung, antara lain panitia bersama pendiri Junior College, terdiri dari; Simon P.H. Liputo (ketua), Jusuf Halalutu (wakil ketua), Sabrun A. Harun (sekretaris), Idris Djalali, BA dan Husain Hamidun, BA (anggota). Salah satu tugas panitia bersama adalah menyurat ke Rektor Unsulutteng di Manado untuk memohon penerbitan surat keputusan tentang pengukuhan pendirian Junior College di Gorontalo. Surat permohonan tersebut segera ditindaklanjuti oleh pejabat Rektor Unsulutteng dengan menerbitkan Surat Keputusan Nomor; 313/II/E/63, tanggal 22 Juni 1963 tentang Organisasi Junior College FKIP Unsulutteng Manado di Gorontalo, terdiri dari (sebagian kutipan dari lampiran SK):

Pimpinan Umum : Drs. W.F.J.B.Tooy (Pembantu Rektor I Unsulutteng merangkap Dekan FKIP Unsulutteng) Dr. W.J. Ratulangi (Pembantu Rektor II) Drs. Richard Hendrik Lalisang (Pembantu Rektor III)

Pimpinan Pelaksana : Drs. W.F.J.B. Tooy (Dekan FKIP Unsulutteng) Koordinator : Drs. J.L.S. Lelengboto (PD I Unsulutteng) : Idris Djalali, BA (Koordinator setempat)

  1. Pimpinan Jurusan : Jurusan Eksakta : Prof. Dr. R.D. Kandou
  2. Jurusan Ilmu Pasti : Ir. J.R.E. Mowilosb. Jurusan Ilmu Hayat : Drs. Benyamin Demasabu
  3. Jurusan Pendidikan : Dr. V.L. Ratumbuysang
  4. Seksi Paedagogik : Drs. B.L. Ponglaba
  5. Jurusan Bahasa : Drs. W.F.B.J. Tooy
  6. Jurusan Bah.Indonesia: Drs. TalleiJurusan Bah.Inggris : Mr.Jan James Barlow
  7. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial : Drs. J.L.S. Lelengboto
  8. Jurusan Ekonomi : Dra. Marlene Irene Mewengkang-Pandeirot
  9. Tata Usaha/Keuangan : Prof. Drs. Ong Hian Hoey (PD II FKIP Unsulutteng)
  10. Rampengan (wakil KTU FKIP Unsulutteng)

Satu September 1963;

Eksistensi Jurusan Ilmu Pasti dan Jurusan Ilmu Hayat dalam Cabang FKIP Unsulutteng

Panitia bersama pendiri Junior College menyusun proposal pendirian perguruan tinggi di daerah Gorontalo untuk dikirim kepada Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) di Jakarta. Proposal ini membuahkan hasil dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 67 Tahun 1963 Tanggal 11 Juli 1963 Tentang Pembukaan Cabang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sulawesi Utara-Tengah di Gorontalo. Dalam surat keputusan ini ditetapkan bahwa terhitung mulai tanggal 1 September 1963 membuka cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo, dengan catatan bahwa pembiayaan cabang tidak dibebankan pada anggaran kementerian. Untuk itu dibentuk yayasan pendidikan guna membantu memperoleh dukungan dana dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan ini. Dengan keluarnya surat keputusan Menteri PTIP ini berarti Junior College hanya berlangsung selama 20 hari tanpa melaksanakan kegiatan akademik.

Berkenaan dengan SK Menteri PTIP Nomor 67 Tahun 1963 Cabang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsulutteng di Gorontalo masih tetap menyelenggarakan Jurusan Eksakta terdiri dari Jurusan Ilmu Hayat dan Jurusan Ilmu Pasti. Ketua Jurusan Eksakta Prof. dr. R.D. Kandou, Pimpinan jurusan Eksakta dengan jurusan Ilmu Hayat dan jurusan Ilmu Pasti belum berubah, Ketua Jurusan Ilmu Hayat Drs. Benyamin Demasabu dan Ketua Jurusan Ilmu Pasti Ir. J.R.E. Mowilos. Panitia bersama juga mengusulkan kepada Dekan FKIP Unsulutteng di Manado agar mengangkat Idris Djalali, BA, Ibrahim Kaharu, BA dan Roes PoOE, BA menjadi asisten dosen tetap pada Cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo. Tiga sarjana muda ini yang menjadi asisten dosen tetap (PNS) pertama di perguruan tinggi yang baru ini.

Menindaklanjuti Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 67 Tahun 1963 maka berbagai persiapan telah dilakukan antara lain; penyiapan gedung administrasi akademik dan perkuliahan bertempat di Gedung Nasional di Jalan Merdeka Gorontalo, dan pendaftaran calon mahasiswa FKIP Unsulutteng di Gorontalo angkatan pertama tahun akademik 1963/1964 yang dikoordinir oleh Idris Djalali, BA (Dekan koordinator) dan dibantu oleh Husain Hamidun, BA (Direktur SMEA Negeri Gorontalo). Sampai dengan tanggal 1 September 1963 telah terdaftar sejumlah 413 calon mahasiswa.

Tanggal 1 September 1963 telah disiapkan untuk acara peresmian pembukaan kegiatan tridharma perguruan tinggi di Cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo. Panitia bekerjasama dengan kedua pemerintah daerah di Gorontalo mengundang pejabat Rektor/Dekan FKIP Unsulutteng beserta sejumlah dosen untuk melaksanakan perkuliahan. Namun kegiatan ini mengalami hambatan karena kesibukan pejabat dan dosen serta kesulitan transportasi Manado-Gorontalo, sehingga penyelenggaraan kegiatan akademik baru dibuka pada minggu ketiga bulan Oktober 1963.

Masa Kebaktian Taruna (MAKETA) merupakan masa perkenalan mahasiswa baru angkatan pertama Cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo tahun akademik 1963/1964. Penyelenggaraan masa kebaktian taruna berlangsung selama dua minggu dan diakhiri dengan acara Malam Inaugurasi pada tanggal 14 November 1963, dinobatkan sebagai King adalah Gansa Pilongo (mahasiswa Jurusan Ilmu Hayat) dan Queen adalah Asma Pulukandang (mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris).

Tantangan Awal di Tahun 1964

Langkah awal penyelenggaraan kegiatan tridharma perguruan tinggi di Cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo ini ternyata berhadapan dengan satu tantangan kelembagaan. Pada tanggal 3 Januari 1963 terbit Surat Keputusan Presiden RI Nomor 3 tahun 1963, berisi tentang peleburan FKIP dan Institut Pendidikan Guru (IPG) menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) yang setara dengan universitas dan merupakan satu-satunya lembaga pendidikan guru untuk sekolah lanjutan.

Berkenaan dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1963 ini maka Menteri PTIP mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 154 Tahun 1964 Tanggal 9 September 1964 Tentang Integrasi FKIP Unsulutteng Manado ke IKIP Yogyakarta. Surat Keputusan Menteri PTIP ini menetapkan antara lain IKIP Yogyakarta Cabang Manado meliputi Cabang Fakultas Ilmu Pendidikan, Cabang Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial, Cabang Fakultas Keguruan Sastra Seni, Cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Cabang Fakultas Keguruan di Gorontalo. Perubahan nama dan status FKIP Unsulutteng menjadi IKIP Yogyakarta Cabang Manado membawa perubahan pula pada nama dan status Cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo menjadi Cabang Fakultas Keguruan IKIP Yogyakarta Cabang Manado di Gorontalo.

Struktur organisasi di bawah cabang fakultas adalah jurusan-jurusan. Ilmu eksakta membawahi 2 jurusan yaitu (1) Jurusan Ilmu Pasti, selaku pengelola jurusan adalah Thaib Panigoro, (2) Jurusan Ilmu Hayat, selaku pengelola jurusan adalah drh. Warman. Dosen dan asisten dosen pada periode ini selain dari Manado juga ditangani oleh asisten dosen tetap dan luar biasa yang ada di Gorontalo, antara lain Thaib Panigoro, drh Warman, Kasim Mohune, BA, Ali Ibrahim, BA, Roes PoOE, BA, dan Arie Monoarfa,. Kegiatan akademik terbatas pada pendidikan dan pengajaran dengan focus perkuliahan, sedangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum memungkinkan untuk dilaksanakan. Program pendidikan yang dibuka untuk semua jurusan terbatas pada program sarjana muda dengan sistem paket per tingkat per tahun melalui ujian persiapan satu (P1) dan persiapan dua (P2) kemudian ujian sarjana muda untuk mendapatkan gelar Bachelor of Arts (BA). Kurikulum yang digunakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada fakultas induk di Manado. Proses perkuliahan belum berorientasi pada tujuan yang berjenjang dan berdasarkan kompetensi melainkan berorientasi pada penguasaan materi ilmu. Karena itu, dosen dan asisten dosen dituntut memiliki kemampuan menguasai secara mendalam materi ilmu yang diasuhnya. Penilaian hasil belajar menggunakan derajat penguasaan materi dengan nilai angka 1 – 10.

Menjadi Cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE); tahun 1965

Tantangan yang dihadapi perguruan tinggi ini belum juga sirna, ketika tahun 1965 terbit Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 38 Tahun 1965 Tanggal 8 Maret 1965 Tentang Perubahan IKIP Yogyakarta Cabang Manado menjadi IKIP Negeri Manado. Perubahan ini sudah tentu membawa konsekuensi logis bagi nama dan status kelembagaan Cabang Fakultas Keguruan IKIP Yogyakarta Cabang Manado di Gorontalo. Untuk itu Menteri PTIP menerbitkan Surat Keputusan Nomor 114 Tahun 1965 Tanggal 18 Juni 1965 Tentang Penetapan Nama dan status Cabang Fakultas Keguruan IKIP Yogyakarta Cabang Manado di Gorontalo menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Manado Cabang Gorontalo. Salah satu dictum dalam surat keputusan tersebut menyatakan bahwa terhitung mulai tanggal 5 April 1965 IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo memiliki empat cabang fakultas, yaitu; cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE), cabang Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), cabang Fakultas Keguruan Sastra Seni (FKSS) dan cabang Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial (FKPS).

Pada periode tahun 1965-1972 cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta membina empat jurusan, yaitu; Ilmu Pasti, Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan Ilmu Kimia. Pimpinan Cabang FKIE pada periode 1965-1967 Dekan Muda adalah Drs.Salim Tandju, Pembantu Dekan I drh. Warman, Pembantu Dekan Roes PoOE, BA. Kemudian tahun 1967 Dekan Cabang FKIE dijabat Drs. Djamal Hulukati, Pembantu Dekan I Ratna Haras, BA, dan Pembantu Dekan II masih dijabat Roes PoOE, BA. Pada tahun yang sama Ratna Haras, BA merangkap sebagai Sekretaris jurusan Ilmu Hayat, dan Kepala Laboratorium dijabat oleh Asma Rahim. Pada tahun 1966 IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo mulai meluluskan 6 orang sarjana muda bergelar BA yaitu mereka yang pada tahun 1963 diangkat sebagai asisten dosen luar biasa, diantaranya Thaib Panigoro, BA dari jurusan Ilmu Pasti, kemudian menyusul tahun 1964 lulus antara lain Djamadi Payu, BA, Abdullah Puluhulawa, BA.

Berkembangnya status kelembagaan perguruan tinggi ini membawa dampak pada peningkatan layanan akademik sebagaimana layaknya sebuah kampus perguruan tinggi. Dalam rangkaian itu maka pimpinan IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo merencanakan membangun gedung pusat perkantoran, perkuliahan, perpustakaan, laboratorium. Bangunan gedung pertama selesai dibangun pada tahun 1967 di dalamnya terdapat 1 lokal yang dimanfaatkan untuk laboratorium ilmu hayat. Tahun 1967-1969 dan 1969-1973 Dekan Muda cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta masih dijabat oleh Drs. Djamal Hulukati.

Passing out membayangi Cabang FKIE; 1972-1975

Tahun 1972-1975 IKIP Negeri Manado cabang Gorontalo beserta cabang-cabang fakultasnya untuk pertama kali mengalami masa passing out, artinya Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta ditutup secara bertahap dan tidak dibenarkan menerima mahasiswa. Ini sebagai dampak adanya kebijakan care taker Rektor IKIP Negeri Manado Prof.Mr. G.M.A Inkiriwang (juga selaku Rektor Universitas Sam Ratulangi), untuk menggabung kedua perguruan tinggi ini. Surat keputusan care taker IKIP Negeri Manado nomor 2691/I/2972 tanggal 27 Oktober 1972 mengukuhkan berlakunya masa passing out bagi IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo. Menghadapi tantangan ini pimipinan IKIP Negeri Manado cabang Gorontalo beserta pimpinan cabang fakultasnya berjuang untuk mencabut SK passing out, sementara itu pula dalam proses penggabungan IKIP Negeri Manado dan Universitas Sam Ratulangi.

Pertengahan tahun 1973 terjadi pergantian pimpinan IKIP Negeri Manado dengan dikukuhkannya Drs. E.A. Worang sebagai Rektor menggantikan care taker. Perjuangan pencabutan SK passing out masih diteruskan ke Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ketika itu dijabat Prof.Dr. M. Makagiansar. Dirjen Dikti mengirim tim eksistensi ke Gorontalo, kemudian disusul kunjungan langsung Dirjen Dikti ke kampus IKIP Negeri Manado cabang Gorontalo. Pada tanggal 1 Maret 1975 keluar surat keputusan Rektor IKIP Negeri Manado nomor 951/I/1975 tentang pencabutan SK passing out, dengan demikian IKIP Negeri Manado cabang Gorontalo kembali ke statusnya semula. Selama periode 1972-1975 kegiatan pendidikan dan pengajaran di jurusan Ilmu Pasti dan jurusan Ilmu Hayat tetap berlangsung hingga meluluskan sarjana muda. Pada periode 1973-1975 Dekan Muda cabang FKIE dijabat Ir. Habi Ilahude dan Sekretaris Drs. Ali Ibrahim.

FKIE kembali berkiprah; 1975-1982

Keputusan Rektor IKIP Negeri Manado nomor 951/I/1975 tentang pencabutan SK passing out lebih menambah semangat warga sivitas akademika cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta untuk tetap berkiprah melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Perkuliahan tetap berlangsung demikian pula dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen, asisten dan didukung oleh mahasiswa.

Periode 1976-1978 cabang FKIE dipimpin Dekan Muda Drs.Junus A. Musa (dosen jurusan Ekonomi) dan Sekretaris Drs. Abdullah Puluhulawa (dosen jurusan Ilmu Pasti). Tahun 1976 jurusan Ilmu Kimia dan jurusan Ilmu Alam tidak menerima mahasiswa. Pada periode 1976-1977 fakultas ini membina 2 jurusan, yaitu jurusan Ilmu Pasti dipimpin Ketua Jurusan Drs. Djamadi Paju (dosen jurusan ilmu Pasti) dan jurusan Ilmu Hayat dipimpin oleh Ny. Ratna K.Haras, BA (asisten dosen Ilmu Hayat). Pada tahun ajaran ini diterapkan sepenuhnya kurikulum IKIP Negeri Manado berdasarkan hasil seminar dan lokakarya kurikulum. Dosen tetap diusahakan melalui pengangkatan PNS lewat IKIP Negeri Manado sebagai perguruan tinggi induk. Selain itu cabang FKIE mendatangkan dosen luar biasa dari FKIE IKIP Negeri Manado untuk memberikan kuliah dan membimbing skripsi pada mahasiswa jurusan Ilmu Pasti dan jurusan Ilmu Hayat. Peningkatan kualitas dosen diupayakan dengan mengirim sejumlah asisten dosen tetap untuk studi lanjut menyelesaikan sarjana di IKIP Negeri Manado maupun Universitas Sam Ratulangi Manado. Upaya lain juga dengan mengikutsertakan dosen dan asisten dosen tetap pada penataran dan lokakarya P3G di Ujung Pandang (Makasar), Surabaya, Malang, Semarang, Bandung, Jakarta dan Yogyakarta. Tahun 1978 dibuka kembali jurusan ilmu Kimia yang dipimpin Dra. Maimuna Bila (dosen jurusan Ilmu Hayat)

Periode 1979-1981 kepemimpinan cabang FKIE dilengkapi dengan para pembantu dekan. Pada periode ini masih dipimpin Dekan Muda Drs.Junus A.Musa, dan dibantu oleh Pembantu Dekan I Drs. Abdullah Puluhulawa, Pembantu Dekan II Drs. Djamadi Paju, dan Pembantu Dekan III Drs. Kisman J. Machmud (dosen jurusan Bimbingan dan Konseling). Tetapi pada periode 1981-1982 struktur pimpinan cabang fakultas kembali berubah, yakni terdiri dari dekan muda dan sekretaris. Dekan Muda cabang FKIE dijabat Drs. Abdullah Puluhulawa, dan Sekretaris Dra. Maimuna Bila.

Upaya pengembangan IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo terus mengalami kemajuan yang berarti di bidang tridharma perguruan tinggi, pembinaan kemahasiswaan, pembangunan sarana dan prasarana fisik serta penyempurnaan organisasi kelembagaan. Tahun ajaran 1979/1980 terjadi pembaharuan sistem dan jenjang program pendidikan dengan penerapan sistem kredit semester (SKS), sesuai Surat Keputusan Mendikbud Nomor 124/U/79. Mulai tahun ajaran 1979/1980 dibuka program sarjana jenjang strata 1 (S1) dan program Diploma. Dengan demikian program sarjana muda di seluruh jurusan tidak lagi menerima calon mahasiswa. Pada tahun 1980 seluruh mahasiswa program sarjana muda harus sudah selesai ujian akhir. Program Strata 1 yang pertama dibuka di cabang FKIE tahun ajaran 1979/1980 terdiri dari Jurusan Matematika (sebelumnya ilmu Pasti), Jurusan Biologi (sebelumnya ilmu Hayat), dan program Diploma 1 (D1) Matematika.

Menjadi Jurusan Pendidikan MIPA; tahun 1982

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 1980 menerpa kembali perguruan tinggi ini. Peraturan pemerintah ini isinya antara lain tidak membenarkan adanya perguruan tinggi yang berstatus cabang dari satu universitas atau institute. Berkenaan dengan peraturan pemerintah ini kemudian keluar Surat Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 1982 Tentang Penetapan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sam Ratulangi di Gorontalo. Sesuai Kepres ini maka IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo berubah status menjadi FKIP Universitas Sam Ratulangi sebagai fakultas ke sepuluh. Dengan demikian Cabang FKIE IKIP Negeri Manado Cabang Gorontalo juga berubah menjadi Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA pada FKIP Universitas Sam Ratulangi di Gorontalo.

Pada tahun ajaran 1982/1983 FKIP Unsrat membina Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) terdiri dari Program Studi Matematika dan Program Studi Biologi. Kemudian tahun 1984 sesuai Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 48/Dikti/Kep/1984 Tanggal 18 Juli 1984 di FKIP Unsrat dibuka jurusan-jurusan dan program studi. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam membina 4 program studi (S1), yaitu; Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Fisika. Pimpinan jurusan terdiri dari Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Drs. Abdullah Puluhulawa dan Sekretaris jurusan Dra. Maimuna Bila. Pimpinan program-program studi adalah; Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Drs. Djamadi Paju, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Dra. Ratna K. Haras, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Dra. Maimuna Bila, dan Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Drs. Abdullah Puluhulawa.

Periode 1984-1986; Ketua jurusan PMIPA Drs. Djamadi Paju dan Sekretaris jurusan Dra. Maimuna Bila. Periode 1986-1989; Ketua jurusan PMIPA Drs. Djamadi Paju dan Sekretaris jurusan Dra. Ratna K. Haras

Periode 1989-1992; Ketua jurusan PMIPA Drs. Djamadi Paju dan Sekretaris jurusan Dra. Maimuna Bila. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Drs. Djamadi Paju Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Dra. Reny Hiola, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Dra. Maimuna Bila dan Ketua Program studi Pendidikan Fisika Drs. Djamadi Paju

Periode 1992-1993, Ketua jurusan PMIPA Drs. Djamadi Paju dan Sekretaris jurusan Dra. Maimuna Bila.

Jurusan Pendidikan MIPA; mandiri tahun 1993

Perubahan kelembagaan perguruan tinggi terus dibenahi guna peningkatn kualitas lulusan serta efisiensi dan efektivitas layanan akademik. Pemerintah RI menata kembali kelembagaan perguruan tinggi, antara lain menghapus fakultas di luar wilayah domisili perguruan tinggi induk. Kondisi ini terjadi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsrat yang berkedudukan di Gorontalo sementara Universitas Sam Ratulangi sebagai induk organisasi berkedudukan di Manado. Dengan demikian pada tahun 1993 FKIP Universitas Sam Ratulangi di Gorontalo beralih status menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Negeri Gorontalo, suatu perguruan tinggi negeri yang mandiri untuk pertama kali di Gorontalo. Peralihan status ini sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 09 Tahun 1993 Tanggal 16 Januari 1993. Nama dan status Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tidak mengalami perubahan termasuk program-program studinya.

Periode 1993-1995 Ketua Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Negeri Gorontalo masih dijabat oleh Drs. Djamadi Paju dan Sekretaris jurusan Dra. Maimuna Bila. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Dra. Rany Hiola, Ketua Program Pendidikan Biologi Drs. Ramli Utina, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Dra. Evi Paendong (studi lanjut S2) selanjutnya dijabat Dra. Astin Lukum, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Drs. Enos Taruh.

Periode 1995-1998; Ketua Jurusan Pendidikan MIPA dijabat oleh Dra. Rani A. Hiola dan Sekretaris Drs. Ishak Isa, M,Si (study lanjut S3) selanjutnya diganti Drs. Abd. Djabar Mohidin, M.Pd. Pada periode ini Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Drs. Yamin Ismail, Ketua Program Studi Pendidikan Pendidikan Biologi Drs. Junan Paris (studi lanjut S2 tahun 1996) selanjutnya dijabat Dra. Lintje Boekoesoe. Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Drs. Siradjin Salirain, dan Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Dra. Astin Lukum.

Periode 1998-2001; Perkembangan kebutuhan daerah serta pengembangan wilayah Gorontalo yang diperkuat oleh perluasan mandate bagi perguruan tinggi maka dimungkinkan membuka program-program studi non-kependidikan, seperti bidang pertanian, peternakan, teknik elektro, informatika dan teknik sipil. Berkaitan dengan pengembangan program-program studi ini maka mulai tahun akademik 2000/2001 Ketua STKIP Negeri Gorontalo Prof. Dr. Nani Tuloli mengambil kebijakan membuka beberapa program Diploma non-kependidikan, yaitu Program Ilmu-ilmu Pertanian (D3), Teknik Elektro (D3), Teknik Sipil (D3), dan Teknik Informatika (D3). Tenaga pengajar yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian, peternakan dan teknik yang sebelumnya menjadi dosen di jurusan Biologi, jurusan Fisika dan jurusan Matematika disiapkan untuk program-program diploma tersebut.

Pada periode 1998-2001, Ketua Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Negeri Gorontalo Drs. Ali Kaku, M.Pd. Sekretaris Jurusan PMIPA Drs. Ramli Utina, M.Pd (studi lanjut S3) selanjutnya Sekretaris Jurusan ini dijabat oleh Drs. Junan Paris, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Dra. Rany Hiola, Ketua Program Studi Pendidikan Pendidikan Biologi Dra. Djuna Lamondo, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Drs. Siradjin Salirain selanjutnya dijabat Drs. Mursalin, dan Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Dra. Astin Lukum.

Fakultas Pendidikan MIPA lahir dan melahirkan; 2001-2004

Upaya mengembangkan lembaga pendidikan tinggi di Gorontalo masih seirama dengan tuntutan masyarakat dan persaingan global sebagaimana layaknya suatu perguruan tinggi yang bermutu. Tahun 2001 terbit surat Keputusan Presiden RI nomor 19 tanggal 5 Februari 2001 tentang perubahan status STKIP Negeri Gorontalo menjadi Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Gorontalo. Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA berubah menjadi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), dan nama program-program studi berubah menjadi jurusan. Dengan demikian Fakultas Pendidikan MIPA membina 4 jurusan dari 4 program studi yang sudah ada sebelumnya, yakni; Jurusan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan Kimia. Selain itu juga program Diploma 3 (D3) non-kependidikan.

Periode 2001-2004, Dekan FPMIPA dijabat oleh Drs Ali Kaku, M.Pd; Pembantu Dekan I Drs. Junan Paris; Pembantu Dekan II Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, dan Pembantu Dekan III Dra. Jusna Ahmad, M.Si. Ketua jurusan Pendidikan Matematika Drs. Karim NakiI, M.Pd dan Sekretaris jurusan Drs. Abdulwahab Abdullah. Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Drs. Anshar Katili, M.Kes, dan Sekretaris jurusan Dra. Frida Maryati Jusuf, M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Kimia Dra. Astin Lukum, M.Si dan Sekretaris jurusan Masrid Pikoli, S.Pd.M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Fisika Drs. Mursalin, M.Si dan Sekretaris jurusan Drs. Asri Arbie, M.Si.

Seiring dengan perubahan status kelembagaan menjadi IKIP Negeri Gorontalo maka pada tahun 2001 program-program Diploma (D3) Teknik Elektro, Teknik Sipil dan Teknik Informatika secara resmi dialihkan dan membentuk Fakultas Teknik, sedangkan program Ilmu-ilmu Pertanian (D3) dialihkan dan membentuk Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian IKIP Negeri Gorontalo. Tenaga pengajar yang sebelumnya di FPMIPA dialihkan menjadi tenaga pengajar (dosen) di Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian antara lain Prof. Dr. Nelson Pomalingo, M.Pd, Prof. Dr. Mahludin Baruwadi, MP, Dr. Ir. Alim Niode, M.Si, Dr. Ir. Hasyim, Ir. Zulzain Ilahude, M.Si, Dr. Fitri Bagu, M.Si, Dr. Asda Rauf, M.Si, Ir, Sukri Gubali, M.Si, Ir. Ruly Tuiyo, Ir. Fahria Datau. Dosen di Fakultas Teknik yang dialihkan dari FPMIPA antara lain Dr. Sardi Salim M.Pd, Ir. Rawiyah Husnan, MT, Ir. Bary Labdul, MT, Drs. Moh. Rivai Katili, M.Si, Lanto Amali, M. Kom. Ini berarti FPMIPA lahir, dan kemudian melahirkan Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian.

Menjadi Fakultas MIPA; sejak tahun 2004

Pada tahun 2004 IKIP Negeri Gorontalo kembali berubah dan menjadi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), sesuai Keputusan Presiden RI nomor 54 tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Dengan demikian Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP Negeri Gorontalo berubah pula menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Tuntutan masyarakat akan tenaga professional di bidang farmasi menjadi agenda pengembangan jurusan non-kependidikan. Didorong oleh kebutuhan ini maka pimpinan FMIPA melakukan kerjasama dengan FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar untuk membuka program S1 Farmasi. Penyelengaraan program kerjasama ini selain didukung oleh tenaga pengajar jurusan Kimia yang kompeten dibidang farmasi juga difasilitasi oleh pemerintah daerah Gorontalo. Tahun akademik 2005/2006 dimulai angkatan pertama program S1 Farmasi, pengelolaan program studi ini langsung dikoordinasi oleh Dekan FMIPA.

Periode 2004-2006; Dekan FMIPA masih dijabat Drs. Ali Kaku, M.Pd, Pembantu Dekan I Drs. Junan Paris, M.Pd, Pembantu Dekan II Drs. Sumarno Ismail, M.Pd dan Pembantu Dekan III Dra. Jusna Ahmad, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Drs. Karim NakiI, M.Pd dan Sekretaris jurusan Drs. Abdulwahab Abdullah, Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Drs. Anshar Katili, M.Kes, dan Sekretaris jurusan Dra. Frida Maryati Jusuf, M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Kimia Dra. Astin Lukum, M.Si dan Sekretaris jurusan Masrid Pikoli, S.Pd.M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Fisika Drs. Mursalin, M.Si dan Sekretaris jurusan Ahmad Zainuri, S.pd (Studi S2) dan dilanjutkan oleh Dewi Diana Paramata, M.Pd

Periode 2006-2010; Pengembangan program non-kependidikan masih menjadi tuntutan dan kebutuhan masyarakat, bukan hanya sekitar Gorontalo tetapi juga memenuhi kebutuhan provinsi di kawasan timur. Perubahan status IKIP menjadi universitas makin meningkatkan animo masyarakat terhadap Universitas Negeri Gorontalo. Perubahan status ini tentu saja harus diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas dosen dan tenaga penunjang akademik, pengembangan pembelajaran dan penelitian, dan makin membuka peluang bagi FMIPA untuk mengembangkan program studi.

Tahun 2007 FMIPA membuka program D3 Farmasi dan Program Studi S1 Pendidikan Geografi. Tetapi kemudian program studi D3 Farmasi dan S1 Farmasi kerjasama Unhas ini dialihkan dan bergabung membentuk Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK). Seperti halnya dengan tenaga dosen fakultas pertanian dan teknik, maka beberapa dosen FMIPA yang dialihkan menjadi dosen FIKK antara lain Dra. Rany Hiola, M.Kes, Dra. Rama Hiola, M.Kes, Dra. Reny Hiola, M.Kes, Drs. Anshar Katili, M.Kes, Dra. Lintje Boekosoe, M.Kes, Dra. Herlina Jusuf, M.Kes, Drs. Sunarto Kadir, M.Kes, Dra. Dian Saraswaty, M.Kes, Widy Susanti Kadir, Apt, Hamsidar Hasan, S.SI, Apt. Dengan demikian Fakultas MIPA kembali mencatat sejarah sebagai salah satu fakultas yang memiliki kontribusi melahirkan FIKK Universitas Negeri Gorontalo.

Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran dan profesionalitas dosen, pada tahun 2007 FMIPA meraih kompetisi hibah pengembangan Lesson Study yaknisuatu program yang dikembangkan oleh Ditjen-Dikti dan dikompetesikan diantara FMIPA-LPTK untuk memperoleh dana pengembangan kegiatan perkuliahan dalam rangka peningkatan profesionalitas dosen. Program hibah Lesson Study ini didanai selama 3,5 tahun. Pada tahun 2008 FMIPA meraih kompetisi program I-MHERE, yang dikompetisikan diantara PTN oleh Ditjen-Dikti dengan dukungan dana Bank Dunia. Program ini mendorong peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen dengan melibatkan mahasiswa, serta pengembangan perkuliahan dan praktikum. I-MHERE untuk FMIPA dikembangkan di jurusan Biologi, dan di 2 jurusan lain di luar FMIPA. Program ini didanai selama 3,5 tahun kemudian diperpanjang hingga tahun 2012.

Sejalan dengan perkembangan pendidikan di tingkat sekolah menengah dengan dibukanya program rintisan/sekolah bertaraf internasional (RSBI), maka menuntut FMIPA untuk melakukan upaya relevansi kurikulum dan penyiapan tenaga guru untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Setelah melalui perjuangan bersama dalam Forum MIPA lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), maka pada tahun 2009 FMIPA UNG memperoleh dana pengembangan program pendidikan bagi lulusan MIPA LPTK sebagai calon guru pada RSBI. Pada tahun 2009 FMIPA juga beroleh program pendanaan Perintisan PPG untuk Program Studi Pendidikan Biologi dan Pendidikan Fisika.

Fakultas MIPA belum lepas dari tantangan pengembangan daerah dan masyarakat. Sumberdaya mineral Gorontalo perlu dikelola oleh sumberdaya manusia yang profesional, karena itu pemerintah daerah Gorontalo dan dunia usaha membutuhkan tenaga kerja terdidik di bidang geologi. Berbekal tenaga dosen geologi dan geografi yang dimiliki, FMIPA berupaya meningkatkan kualitasnya dan kapasitas dosen dengan menggaet Institut Teknologi Bandung, dan mewujudkan program S1 Geologi. Program studi ini juga beroleh dukungan dari Ehime University Jepang, baik penyediaan kelengkapan praktek geologi dan pertambangan maupun tenaga dosen. Ehime University juga telah memberi kesempatan kepada beberapa dosen FMIPA untuk studi lanjut S2 dan S3. Dukungan terhadap pengembangan program studi geologi dan pendidikan geografi juga beroleh perhatian dari tokoh masyarakat, antara lain hibah koleksi bahan-bahan pustaka dari Prof. Dr. John Ario Katili (alm), nama besar ini kemudian dipatrikan menjadi nama Pusat Kajian Ilmu dan Teknologi Kebumian John Ario Katili.

Peran dan fungsi kelembagaan program-program studi di FMIPA sebagai lembaga penghasil tenaga profesional di bidang kependidikan dan non kependidikan terus teruji dan seiring pula dengan kebutuhan masyarakat. Tuntutan dunia kerja atas kualitas pengelolaan kelembagaan dan lulusan program studi menjadi perhatian FMIPA. Tahun 2010 lima program studi di FMIPA menjalani proses akreditasi program studi yang diselenggarakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Diperoleh hasil akreditasi sebagai berikut; program studi Pendidikan Matematika (C), program studi Pendidikan Biologi (B), program studi Pendidikan Fisika (B), program studi Pendidikan Kimia (B), dan program studi Pendidikan Geografi (B). Bagi program studi Pendidikan Geografi ini merupakan akreditasi yang pertama.

Pada periode 2006-2010 ini Dekan FMIPA dijabat Prof. Dr. Ramli Utina, M.Pd, Pembantu Dekan I Prof. Dr. Ishak Isa, M.Si, Pembantu Dekan II Drs. Sumarno Ismail, M.Pd, dan Pembantu Dekan III Dra. Jusna Ahmad, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Drs. Karim NakiI, M.Pd dan Sekretaris Jurusan Drs. Abdulwahab Abdullah (studi lanjut S2 tahun 2008) dan jabatan ini dipercayakan kepada Drs. Franky Oroh, M.Si. Ketua Jurusan Biologi Dra. Djuna Lamondo dan Sekretaris jurusan Dra. Lilan Dama, M.Pd, (studi lanjut S3 tahun 2008) kemudian dijabat Yuliana Retnowati, S.Si, M.Si. Ketua jurusan Pendidikan Fisika Drs. Asri Arbie, M.Si dan Sekretaris jurusan Dewi Diana Paramata, S.Pd.,M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Kimia Drs. Masrid Pikoli, M.Pd dan sekretaris jurusan Dra. Nita Suleman, M.Si. Kepala Laboratorium Matematika Dra. Laylani Yahya, M.Si, Kepala Laboratorium Fisika Dra. Sunarty Eraku, M.Pd, Kepala Laboratorium Kimia Drs. Opir Rumape (studi lanjut S3) selanjutnya dijabat Dra. Nurhayati Bialangi, M.Si, dan Kepala Laboratorium Biologi Dra. Aryati Abdul, M.Kes. Program S1 Farmasi kerjasama FMIPA UNG dengan FMIPA Unhas masih dilanjutkan, pengelolaan program ini dikoordinir oleh Drs. Ali Kaku, M.Pd.

Periode 2010-2014; Seiring dengan pengembangan kampus Universitas Negeri Gorontalo, FMIPA terus membenahi diri baik kelembagaan maupun peningkatan kualitas pembelajaran dan akademik lainnya yang didukung teknologi informasi. Tahun 2012 FMIPA memperoleh bangunan baru berupa satu gedung fakultas dan satu gedung kuliah masing-masing 3 lantai, fasilitas gedung beserta penataan taman. Peralatan laboratorium juga beroleh penambahan kapasitas sehingga dapat mendukung kebutuhan mahasiswa dan dosen.

Pada periode 2010-2014, Dekan FMIPA dijabat Prof, DR. Evi Hulukati, M.Pd, dengan Pembantu Dekan I Drs. Asri Arbie,M.Si, Pembantu Dekan II Dra. Astin Lukum, M.Si, (tahun 2011 melanjutkan studi S3) dan kemudian dijabat Dr. Weny J.A. Musa, M.Si, dan Pembantu Dekan III Drs. Karim NakiI, M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Matematika Dra. Laylani Yahya, M.Si dan Sekretaris jurusan Drs. Franky Oroh, M.Si. Ketua jurusan Biologi Dra. Jusna Ahmad, M.Si dan Sekretaris jurusan Yuliana Retnowati, M.Si. Jabatan Ketua jurusan Biologi mengalami pergantian, tahun 2011 Dra. Jusna Ahmad, M.Si studi lanjut S3 kemudian dilanjutkan oleh Prof. Dr, Ani Hasan, M.Pd, dan tahun 2012 Prof. Dr. Ani Hasan, M,Pd menjabat sebagai Ketua Program Studi S2 Pendidikan Biologi dan selanjutnya Ketua jurusan Biologi dijabat Dr. Lilan Dama, M.Pd. Ketua jurusan Pendidikan Fisika Dr. rer.nat. Mohamad Yahya, M.Si dan Sekretaris jurusan Trisnawati Bohungo, M.Pd, (studi lanjut S3) kemudian dijabat Supartin, M.Pd, Ketua jurusan Pendidikan Kimia Dr. Weny J.A.Musa, M.Si, (tahun 2011 menjabat PD II FMIPA) dan kemudian dijabat Drs. Mardjan Paputungan, M.Si, dan Sekretaris jurusan Mangara Sihaloha, S.Pd, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi oleh Ahmad Zainuri, M,T, Ketua Program Studi Geologi Yayu Indriati Arifin, MSi (tahun 2012 studi lanjut S3) dan kemudian dijabat Dr. Sunarty Eraku, M.Pd. Kepala Laboratorium Matematika Novianita Ahmad, S.Si, M.Si, Kepala Laboratorium Biologi Dra. Aryati Abdul, M.Kes, Kepala Laboratorium Fisika Tirtawaty Abdul, M.Pd, Kepala Laboratorium Kimia Erni Mohamad, M.Pd, Kepala Laboratorium gologi Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T dilanjutkan oleh Daud Yusuf, S.Kom, M.Si dan kepala laboratoriun geografi Nurfaiqa, S.Si, M.Si.

Progres Keilmuan MIPA

Perkembangan Keilmuan MIPA

Bersamaan dengan awal berdirinya perguruan tinggi ini tahun 1963 dengan nama cabang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsulutteng di Gorontalo yang terdiri atas 9 (sembilan) jurusan diantaranya adalah jurusan Ilmu Pasti dan jurusan Ilmu Hayat. Untuk kelancaran kegiatan perkuliahan maka dosen dan asisten dosen sebagai tenaga pengajar didatangkan dari Perguruan Tinggi induk di Manado secara berkala dan teratur di samping dosen/asisten dosen yang ada di Gorontalo yang bekerja di instansi Pemerintah Kotapraja Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo serta beberapa guru di sekolah yang bergelar sarjana muda. Para dosen/asisten dosen tersebut mengajar matakuliah dasar umum dan matakuliah keguruan. Keberadaan para dosen/asisten dosen yang di daerah Gorontalo pada saat itu sebagai salah satu pertimbangan dibukanya dua jurusan eksakta tersebut karena para asisten inilah yang akan mendampingi dan melanjutkan materi perkuliahan yang ditinggalkan dosen yang kembali ke Manado.

Dalam perkembangan selanjutnya di tahun 1965 FKIP Unsulutteng berubah menjadi IKIP Negeri Manado dengan konsekuensi cabang FKIP Unsulutteng di Gorontalo berubah pula menjadi IKIP Manado cabang Gorontalo yang terdiri atas 4 (empat) cabang fakultas, salah satunya adalah cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE). Cabang FKIE ini membawahi 4 (empat) jurusan yaitu jurusan Ilmu Pasti, jurusan Ilmu Hayat, jurusan Ilmu Alam dan jurusan Ilmu Kimia. Perubahan status yang terjadi di lembaga ini membawa konsekuensi yang menguntungkan bagi lembaga ini dan daerah dalam rangka pengembangan keilmuan dalam lingkup eksakta. Lembaga ini berpeluang menyiapkan sumber daya manusia dibidang eksakta untuk memenuhi kebutuhan guru ilmu-ilmu eksakta di sekolah lanjutan, baik di Kotapraja Gorontalo maupun Kabupaten Gorontalo.

Berdasarkan keputusan Mendikbud No. 124/u/79 Tentang Pembaharuan Jenjang Dan Jenis Program Di Perguruan Tinggi, maka cabang Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta (FKIE) diperkenankan membuka program Sarjana (Strata 1) dan program Diploma satu (D1) serta Diploma dua (D2) yang sebelumnya hanya menyelenggarakan program Sarjana Muda dengan gelar BA. Program sarjana yang dibuka pada saat itu adalah Program S1 Matematika, program S1 Biologi dan program diploma satu (D1) Matematika, sehingga program-program yang dijalankan pada saat itu yaitu penyelesaian mahasiswa program sarjana muda dan melaksanakan program sarjana dan diploma. Untuk melaksanakan kegiatan akademik saat itu telah tersedia beberapa dosen tetap pada cabang FKIE yang bergelar sarjana untuk jurusan Matematika yaitu Drs.Abdulah Puluhulawa (alm) dan Drs.Djamadi Paju, dan untuk jurusan Biologi Dra. Maimuna Bila dan Dra.Leona Sidiki di samping dosen/asisten dosen yang sudah ada yaitu Roes Pou, BA dan Ratna Haras, BA. Untuk memenuhi persyaratan kualifikasi dosen dari segi pangkat dan kesenioran maka cabang FKIE mendatangkan dosen-dosen senior dari IKIP Manado, antara lain untuk jurusan Matematika Drs.Ibrahim Antou, Drs. Yosep Antou, Drs.N. Pangeran dan Drs. Julius Hambali, sedangkan untuk jurusan Biologi antara lain Drs.S.A. Lawalata, Drs. D. Wantasen, Dra.W. Kalalo, Dra. Rambitan.

Sejak berdirinya fakultas ini perkembangan keilmuan belum mengalami perubahan berarti, lebih terpusat pada Matematika dan Biologi sedangkan bidang Fisika dan Kimia hanya sampai program sarjana muda itupun pernah mangalami passing out. Pada periode ini unsur pimpinan dan semua komponen yang berkaitan dengan penyelenggaraan program lebih banyak berkosentrasi untuk mempertahankan eksistensi lembaga ini. Beberapa kali dialami oleh lembaga ini termasuk cabang FKIE antara lain jurusan Ilmu Alam dan Ilmu Kimia di passing out tahun 1976. Tidak berkembangnya keilmuan yang ada di cabang FKIE pada saat itu juga dipengaruhi oleh sulitnya memperoleh formasi pengangkatan dosen MIPA dari lembaga induk IKIP Negeri Manado.

Pada tahun 1980 cabang FKIE berubah menjadi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) pada FKIP Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). Jurusan PMIPA membina dua program studi yaitu Program studi Matematika dan Program studi Biologi. Di era FKIP Unsrat ini Jurusan Pendidikan MIPA mulai melakukan penambahan dosen, baik tenaga pengajar bidang studi Matematika dan Biologi maupun tenaga pengajar matakuliah minor yaitu bidang Fisika untuk program studi Matematika dan matakuliah minor Kimia untuk program studi Biologi. Alumni terbaik FKIP Unsrat Jurusan Pendidikan Matematika dan Biologi dimanfaatkan sebagai dosen tidak tetap sambil menunggu formasi pengangkatan sebagai dosen tetap. Dosen bidang Fisika dan Kimia yang mengisi matakuliah minor pada saat itu adalah para alumni dari Jurusan Fisika FKIE IKIP Manado dan ada pula dari FKIE IKIP Ujungpandang. Keberadaan para dosen baru yang diangkat oleh FKIP Unsrat adalah dalam rangka memperkuat dan memenuhi persyaratan berdirinya suatu jurusan/program studi baru dalam hal ini program studi Fisika dan program studi Kimia.

Pada tahun 1984 terjadi perubahan kebijakan baru untuk FKIP Unsrat termasuk Jurusan Pendidikan MIPA berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 48/Dikti/KEP/1984 Tanggal 18 Juli 1984, bahwa pada FKIP Unsrat di Gorontalo ada empat jurusan salah satunya adalah jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PMIPA) meliputi program studi S1 Pendidikan Matematika, S1 Pendidikan Fisika, S1 Pendidikan Biologi dan S1 Pendidikan Kimia. Ditetapkannya empat program studi tersebut untuk dibuka tahun akademik 1984/1985 karena telah memenuhi syarat dari berbagai segi antara lain jumlah dan kualifikasi dosen, sarana dan prasarana akademik, input mahasiswa serta kebutuhan daerah atas tenaga guru matematika, fisika, biologi dan kimia yang sangat mendesak. Dibukanya 4 (empat) progam studi dalam lingkup pendidikan MIPA ini selain untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah juga menampung animo lulusan sekolah lanjutan atas untuk melanjutkan pendidikannya pada bidang MIPA, baik para lulusan di daerah ini maupun dari luar daerah seperti dari Kabupaten Bolaangmongondou Propinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Provinsi Papua. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain:

  1. Ekonomi masyarakat makin membaik.
  2. Perkembangan ilmu dan teknologi yang membutuhkan ilmuan di bidang ke MIPA an.
  3. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
  4. Masih rendahnya biaya hidup di daerah Gorontalo bila dibandingkan di daerah lain yang memiliki peguruan tinggi.

Untuk meningkatkan kualitas keilmuan para dosen pada bidang ilmu matematika, fisika, biologi dan kimia, maka pimpinan jurusan dan fakultas senantiasa memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada dosen untuk mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperi pelatihan, seminar di universitas terkemuka di tanah air seperti ITB, UGM, UI, IPB, memberi kesempatan bagi dosen untuk studi lanjut S2 maupun S3 dan diarahkan untuk mendalami program-program ilmu dasar bidang MIPA.

Dalam rangka antisipasi perkembangan ilmu dan teknologi serta diterapkannya otonomi daerah dengan dibukanya pemekaran daerah, baik kabupaten maupun provinsi maka perlu dipersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui perguruan tinggi. Karena itu pimpinan lembaga, fakultas dan jurusan berusaha membuat variasi keilmuan pada jurusan Pendidikan MIPA dengan mengangkat tenaga dosen yang relevan dengan bidang MIPA dan diformasikan pada jurusan yang relevan. Dosen yang latar belakang keilmuannya bidang pertanian diformasikan pada Program Studi Biologi dan dosen yang latar belakang keilmuannya bidang teknik diformasikan pada Program Studi Fisika. Strategi ini berhasil sejak FKIP Unsrat Manado.

Perkembangan keilmuan para dosen pada periode ini berkembang pesat, jurusan PMIPA memperoleh alokasi pembangunan sarana penunjang yang dapat dimanfaatkan dosen dan mahasiswa, antara lain di tahun anggaran 1984/1985 dibangun Laboratorium Biologi dan Laboratorium Matematika sedangkan laboratorium Kimia dan Fisika tahun anggaran 1988/1989. Pada era masih bergabung dengan Unsrat ini pula dibangun Laboratorium ilmu-ilmu dasar (basic science) seluas 1000 meter persegi berlantai dua, ini dalam rangka pengembangan keilmuan bagi dosen maupun mahasiswa di samping pengembangan melalui penelitian. Kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai implementasi keilmuan para dosen MIPA sudah lebih bervariasi, bukan hanya kependidikan MIPA tetapi juga non-kependidikan MIPA.

Pada tahun 1993 lembaga ini kembali mengalami perubahan, FKIP Unsrat di Gorontalo berubah status menjadi STKIP Gorontalo. Ini menjadi sejarah baru bagi lembaga pendidikan tinggi di daerah ini untuk memperoleh otonomi di dalam menata dan mengembangkannya tidak lagi tergantung dari perguruan tinggi induk seperti di era sebelumnya. Dengan kewenangan yang dimiliki oleh STKIP, Jurusan Pendidikan MIPA didalam menata komposisi keilmuan dosennya dengan berbasis pada program studi tetap melanjutkan kebijakan sebelumnya yaitu mengangkat dosen baru lebih banyak yang berlatar belakang ilmu murni dan ilmu terapan seperti teknik, ilmu pertanian dan ilmu kesehatan. Kebijakan tersebut dilanjutkan dalam rangka pengembangan Jurusan pendidikan MIPA yang diharapkan ke depan untuk melahirkan jurusan baru yang masih dalam rumpun MIPA, baik murni maupun ilmu terapan untuk menunjang perkembangan daerah serta pengembangan lembaga ini menjadi suatu universitas yang setara dengan perguruan tinggi yang sudah lebih maju di Indonesia. Karena itu Jurusan Pendidikan MIPA menjadi basis dan pelopor dari pengembangan keilmuan pada bidang MIPA.

Pada masa STKIP Gorontalo, kebijakan pimpinan menginstruksikan kepada dosen untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi yang sudah maju atas biaya lembaga. Momentum ini dimanfaatkan oleh sebagian besar dosen Jurusan Pendidikan MIPA untuk studi lanjut. Kekurangan dosen pada saat itu ditanggulangi dengan mengangkat dosen luar biasa sambil memanfaatkan dosen yang belum berangkat studi untuk memberi kuliah dengan beban kuliah yang berlebihan. Hanya dalam waktu 2 (dua) tahun para dosen telah menyelesaikan studi S2 dan bertugas kembali untuk mengajar dan kegiatan akademik lain seperti penelitian, pengabdian masyarakat, penulisan buku. Dengan makin meningkatnya kuantitas dan kualitas dosen Jurusan Pendidikan MIPA yang keilmuannya mulai bervariasi menunjukkan peningkatan karya ilmiah dosen, baik karya dalam bentuk buku, bahan ajar, penelitian, dan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun oleh jurnal perguruan tinggi lain yang sudah terakreditasi. Seminar dan diskusi ilmiah aktif dilaksanakan di Jurusan Pendidikan MIPA dengan mendatangkan pakar dari perguruan tinggi lain.

Pada periode IKIP Negeri Gorontalo, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam membina jurusan Matematika, Biologi, Kimia, Fisika dan jurusan ilmu-ilmu pertanian (non kependidikan). Para dosen dengan latar belakang ilmu-ilmu pertanian telah diakomodir pada satu jurusan yang bersesuaian dengan latar belakang keilmuannya dengan konsentrasi pada 3 (tiga) bidang kajian yaitu budidaya tanaman, budidaya perairan, dan budidaya peternakan tapi masih dalam lingkup Fakultas MIPA. Demikian halnya dosen yang berlatar belakang keteknikan yang bergabung pada program studi fisika, dalam organisasi tata kerja (OTK) IKIP Negeri Gorontalo dibentuk Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan.

IKIP Negeri Gorontalo sejak tahun 2004 berubah status menjadi Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Perubahan ini membawa konsekuensi logis, yakni memiliki kewenangan yang lebih luas dibandingkan dengan IKIP. Penyelenggaraan program di bidang kependidikan sebagai kelanjutan program pada masa IKIP dan bidang non kependidikan sebagai perluasan mandate dari IKIP menjadi universitas. Dengan demikian Universitas Negeri Gorontalo menyelenggarakan pendidikan akademik, pendidikan professional dan pendidikan vokasional. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) masih berorientasi pada pendidikan keMIPAan. Pada periode ini menyusul jurusan ilmu-ilmu pertanian FMIPA membentuk Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian.

Fakultas MIPA kembali membuka program studi S1 Farmasi, D3 Farmasi, S1 Pendidikan Geografi dan S1 Geologi. Namun mengikuti perkembangan kelembagaan universitas maka dosen MIPA yang berlatar belakang ilmu kesehatan dan farmasi kemudian membentuk Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK). Dengan demikian dosen fakultas MIPA telah berkurang setelah dialihkannya para dosen tersebut. Dosen FMIPA yang dialihkan ke FIKK sebahagian besar dengan latar belakang pendidikan S1 Biologi dan S1 matematika disebabkan latar belakang pendidikan S2 dosen yang bersangkutan pada bidang kesehatan dan farmasi. Namun dibalik itu semua, pimpinan Fakultas MIPA dan semua dosennya memperoleh kebanggaan tersendiri karena telah memiliki andil yang besar untuk melahirkan tiga fakultas baru yaitu Fakultas Ilmu-ilmu Pertanian, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, selain Fakultas Teknik yang sudah lebih dahulu terbentuk.

Alasan akademik pengembangan jurusan di Fakultas MIPA

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta tujuan Universitas Negeri Gorontalo maka semua lembaga, fakultas dan unit-unit kerja diperguruan tinggi ini memiliki tanggung jawab yang sama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan program sesuai tugas pokok dan fungsi. Demikian halnya Fakultas MIPA dengan misi utamanya adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara professional guna menghasilkan lulusan yang unggul dan kompetitif dalam bidang pendidikan dan non kependidikan MIPA yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika akademik, berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan kehidupan bangsa. Dengan berorientasi pada visi, misi dan tujuan ini, Fakultas MIPA menyususun berbagai program kegiatan, baik program jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang tertuang pada rencana strategis fakultas yang didalamnya memuat program pengembangan jurusan.

Fakultas MIPA dalam kiprahnya senantiasa berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah dengan memperhatikan aspek otonomi daerah terutama dalam hal kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas. Sejak berdirinya lembaga ini belum pernah membuka jurusan/program studi pendidikan Geografi, yang selama ini selalu menjadi bagian kurikulum sekolah. Oleh karena itu sekolah menggunakan guru dengan latar belakang IPS atau IPA untuk mengajarkan matapelajaran tesebut atau mengangkat guru geografi yang berasal dari daerah lain. Alasan inilah banyak kepala sekolah dan dinas pendidikan dari Kabupaten/kota untuk minta lembaga ini membukanya. Di samping itu Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo membuka program studi Geologi karena potensi daerah Gorontalo yang kaya dengan mineral, yang ditandai dengan banyaknya perusahaan pertambangan untuk beroleh izin pertambangan.

Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia dibidang tersebut agar supaya masyarakat di daerah tidak akan menjadi penonton didaerahnya tetapi sebagai tenaga professional dan potensial untuk bersama-sama mengolah sumberdaya alamnya.

Berdirinya suatu universitas negeri di daerah ini adalah dambaan rakyat Gorontalo, dan pemerintah daerah baik pemerintah propinsi, Kabupaten/kota yang diperjuangkan sejak dahulu. Hal ini terlihat dari peran pemerintah daerah di awal mendirikan lembaga ini serta mempertahankan eksistensinya dikala lembaga ini mengalami passing out akibat kebijakan pemerintah pusat.

Kuantum Tokoh MIPA

Diakui bahwa eksistensi MIPA saat ini tak lepas dari kiprah perjuangan para tokoh, mungkin juga para leluhur yang memiliki perhatian kepada peningkatan sum ber daya manusia di Gorontalo. Sebagaimana saat ini, pasang surut pendidikan kerap kali terjadi terutama perubahan-perubahan kebijakan yang menghendaki terciptanya ‘kondisi yang makin membaik’ progres dari waktu ke waktu. Disinilah kehadiran tokoh sangat dibutuhkan. Tokoh tak semata berada pada level pimpinan tetapi lebih dari itu merupakan personal yang memiliki kepedulian, cita-cita, dan mampu mengolaborasikannya dalam satu gerakan sitematis. “Tokoh” dalam konteks ini tak lain adalah personal yang memiliki historis kejuangan, sebagai personal kunci yang melahirhkan solusi cerdasnya sehingga perguruan tinggi di Gorontalo masih tetap eksis sampai saat ini.

Tokoh, sangat berperan pada zamannya, bahkan kehadirannyapun tidak seperti deret hitung. Irama yang dimainkan tokoh memiliki lomptan-lompatan sehingga terlihat ‘beda’ dari yang sebelum maupun yang sesudahnya. “kuantum” demikian para fisikawan menyebutnya ketika menemukan adanya lomptan energi yang tidak deret, lompatannya jauh melampaui lintas terdekatnya, mungkin inilah yang cocok dilabelkan kepada para tokoh ini untuk mementaskan semangat juang, ide-ide, serta konsistensi mengembangkan MIPA sehingga saat ini berusia 50 tahun.

“Kuantum tokoh” esensinya adalah menguak lonjakan-lonjakan perjuangan para personal yang memiliki historis kejuangan yang menunjukkan makin kokohnyna MIPA melalui karya-karya monumentalnya. Karya inipun tidak hanya bermakna fisik, tetapi lebih dicirikan oleh ide-ide keilmuannya. Berdasarkan sejarah panjang sehingga sampai pada Fakultas MIPA, terlukislah tokoh-tokoh penting sebagai sumber inspirator gerakan. Teridentifikasi beberapa etape keberadaan tokoh, yang dapat digambarkan dalam brand ketokohannya.

Tokoh Responsif

Peluang dan kesempatan, umumnya datang hanya sekali, mungkin inilah yang melatari Taki Niode, seorang birokrat yang peduli pada pencerdasan anak bangsa. Diakui bahwa Taki Niode merupakan sosok birokrat yang visioner, dapatlah dibayangkan sekiranya peluang pendirian perguruan tinggi di Gorontalo saat itu tidak direspon secara bijak, Gorontalo pasti kehilangan momen dan ketertinggalan menjadi dampaknya. Syukurlah, tokoh responsif bapak Taki Niode menangkap peluang tersebut, memfasilitasi dan menghadiahkan satu setengah hektas tanah milikinya, dan kemudian menyerahkannya kepada para civitas untuk pengembangannya menjadi kampus Jambura yang kini di jalan Jenderal Sudirman nomor 6 Kota Gorontalo. Kehadiran perguruan tinggi di Gorontalo di era 1960-an sebagai respon Takin Niode terhadap peluang yang ada, tidak menjadikan Taki Niode ‘berubah niat’ loncat dari birokrasi menjadi akademisi. Inilah point yang patut diambil hikmahnya, bahwa berbuat bukan untuk ambisi memilikinya.

Tokoh Perintisan

Menjadikan sebuah perguruan tinggi membutuhkan kerja kolektif hal ini sebagaimana terlihat ketika proses perintisan kampus di Gorontalo, khususnya MIPA. Perjuangan Taki Niode secara teknis ditindaklanjuti oleh tokoh-tokoh perintis, Simon P.H. Liputo, Jusuf Halalutu, Sabrun A. Harun, Idris Djalali, BA dan Husain Hamidun, BA. Kolaborasi eksekutif dan akademisi mewarnai perintisan kampus di daerah ini. Sehingga benarlah konsep-konsep pengembangan kampus misalnya tripleheliks, Trimitra atau yang semacamnya yang memadukan kekuatan birokrasi, politik, swasta, masyarakat, dan civitas bersama membangun kampus. Di era perintisan kampus di Gorontalo, hal ini telah dipraktekan bukan sekedar konsep tetapi telah nyata mewujud. Keberhasilan tripleheliks saat itu terlihat pada input mahasiswa yang mencapai 413 calon mahasiswa pada saat dimana penduduk Gorontalo relatif masih sedikit.

Gaung pendidikan tinggi sangat terasa di masyarakat. Kampus tidak meninggalkan masyarakat terutama masyarakat lokal sebagai basisnya sebab alasan utama berdirinya kampus ini adalah menyahuti kebutuhan SDM di daerah ini termasuk daerah lainnya.

Agenda

16 Agustus 2021

PKKMB JURUSAN BIOLOGI

Membangung Generasi Scientist yang berjiwa aktif dan produktif dimasa Pandemi

21 Juli 2021

Pembekalan Kuliah Kerja Praktek (KKP)

Meningkatkan Kompetensi Hard Skill Lulusan

3 Juli 2021

WEBINAR BIOLOGI

Seminar Nasional "Sektor Energi dan Konservasi Jasa Lingkungan di Kabupaten Banggai dalam Pengembangan Kawasan Teluk Tomini"

29 Juni 2021

Workshop Kurikulum

Pengembangan Kurikulum Program Studi Biologi FMIPA UNG yang mendukung program kerja sama kurkulum implementasi MBKM